Jumat, 13 Mei 2016

Tugas 3: Pengertian Phobia

Phobia (fobia) adalah merupakan suatu rasa takut yang berlebihan pada sesuatu hal. Pada dasarnya dan secara umum juga, rasa takut ini amat menghambat hidupnya. Rasa takut adalah wajar dan lumrah bagi setiap orang. Namun bila dirasa berlebihan dan terus menerus, maka yang bersangkutan dapat terjebak pada kondisi fiksasi yaitu terkunci mentalnya akibat tidak dapat mengatasi rasa takut yang berlebihan tersebut.

Yang dimaksud dengan pengertian fobia adalah merupakan sebuah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal ataupun fenomena yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap penderita fobia sulit untuk dimengerti. Ada beberapa faktor pencetus timbulnya fobia pada diri seseorang. Diantara faktor pencetus antara lain oleh karena :

  • Faktor Keturunan
  • Faktor Lingkungan
  • Faktor Budaya

    Beberapa perasaan takut sesuatu yang kadangkala bila kita tidak mengidapnya adalah sesuatu tersebut adalah lucu dan juga aneh. Tetapi bagi yang mengalaminya hal tersebut adalah benar-benar menakutkan dan seringkali tidak diketahui apa yang menjadi penyebab hal tersebut. Itulah yang kebanyakan orang menyebutnya dengan fobia.

    Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar nyaman maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara mundur kembali atau regresi kepada keadaan fiksasi.

    Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek phobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, pola respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya.

      Jenis macam fobia yang banyak terjadi :

    • Ablutophobia : takut untuk mencuci atau mandi.
    • Acerophobia : takut akan rasa asam (orang yang sering terkena diare).
    • Achluophobia : takut akan kegelapan.
    • Acousticophobia : takut akan kebisingan.
    • Acrophobia : takut akan ketinggian.
    • Aeroacrophobia : takut akan ruang terbuka di ketinggian.
    • Agliophobia : takut akan rasa sakit.
    • Agyrophobia : takut akan jalan atau menyeberang.
    • Aichmophobia : takut akan jarum atau benda runcing.
    • Alektorophobia : takut akan ayam
    • dan lain-lain

  • Terapi berbicara. Perawatan ini seringkali efektif untuk mengatasi berbagai fobia. Jenis terapi bicara yang bisa digunakan adalah: 1. Konseling: konselor biasanya akan mendengarkan permasalahan seseorang, seperti ketakutannya saat berhadapan dengan barang atau situasi yang membuatnya fobia. Setelah itu konselor akan memberikan cara untuk mengatasinya. 2. Psikoterapi: seorang psikoterapis akan menggunakan pendekatan secara mendalam untuk menemukan penyebabnya dan memberi saran bagaimana cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. 3. Terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioural Therapy/CBT): yaitu suatu konseling yang akan menggali pikiran, perasaan dan perilaku seseorang dalam rangka mengembangkan cara-cara praktif yang efektif untuk melawan fobia.
  • Terapi pemaparan diri (Desensitisation). Orang yang mengalami fobia sederhana bisa diobati dengan menggunakan bentuk terapi perilaku yang dikenal dengan terapi pemaparan diri. Terapi ini dilakukan secara bertahap selama periode waktu tertentu dengan melibatkan objek atau situasi yang membuatnya takut. Secara perlahan-lahan seseorang akan mulai merasa tidak cemas atau takut lagi terhadap hal tersebut. Kadang-kadang dikombinasikan dengan pengobatan dan terapi perilaku.
  • Menggunakan obat-obatan. Penggunaan obat sebenarnya tidak dianjurkan untuk mengatasi fobia, karena biasanya dengan terapi bicara saja sudah cukup berhasil. Namun, obat-obatan ini dipergunakan untuk mengatasi efek dari fobia seperti cemas yang berlebihan.

    Referensi:
  • http://doktersehat.com/penyebab-dan-jenis-macam-fobia/
  • http://bchymera.blogspot.co.id/2010/03/fobia-dan-cara-mengatasinya.html
  • Tugas 3 (contoh tari daerah): Tari Yapong

    Apa itu tari Yapong? Tarian Yapong ini dikenal berasal dari DKI Jakarta. Pada awalnya, tari Yapong dipertunjukkan dalam rangka mempersiapkan acara ulang tahun kota Jakarta ke-450 pada tahun 1977. Pada saat itu, Dinas Kebudayaan DKI mempersiapkan sebuah acara pagelaran tari massal dengan mengangkat cerita perjuangan Pangeran Jayakarta. Pagelaran berbentuk sendratari ini dipercayakan kepada Bagong Kussudiarjo untuk menyelenggarakan acara tersebut. Dan akhirnya acara tersebut sukses menampilkan pagelaran sendra tari Yapong yang didukung oleh 300 orang artis dan musikus.

    Tari Yapong merupakan tari kreasi baru yang berlatang belakang akulturasi budaya tradisional. Tai Yapong ini merupakan tari yang gembira dengan gerakan yang dinamis dan eksotis. Dalam gerakan tarian Yapong diperlihatkan suasana yang gembira karena menyambut kedatangan Pangeran Jayakarta. Adegan tersebut dinamai Yapong dan tidak mengandung arti apapun. Istilah tersebut muncul dari lagunya yang berbunyi ya, ya, ya, ya yang dinyanyikan oleh penyanyi pengiringnya serta suara musik yang terdengar pong, pong, pong, sehingga lahirlah “ya-pong” yang semakin lama berkembang menjadi Yapong.

    Referensi:

  • http://www.tradisikita.my.id/2016/02/6-tari-tradisional-betawi-dki-jakarta.html
  • Minggu, 08 Mei 2016

    Tugas 3: About me and my dreams

    Nama saya Pradhitya Bayu Putranto, nama panggilan saya Bayu atau Pradhit. Saya tinggal di Bogor bersama kedua orangtua dan seorang adik laki-laki. Ayah saya bekerja di salah satu instansi pemerintah yaitu BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) sebagai peneliti, Ibu saya sebagai Ibu Rumah Tangga, dan Adik saya SMA. Saya anak pertama dari 2 bersaudara.

    Saya lulusan Program Diploma 3 program keahlian Manajemen Informatika di Institut Pertanian Bogor angkatan 48 lulusan tahun 2014 silam dan sekarang melanjutkan kuliah untuk jenjang S1 di Universitas Gunadarma jurusan Sistem Informasi, kenapa Sistem Informasi? Supaya sesuai saja dengan lanjutannya D3 Manajemen Informatika. Sementara ini saya bekerja di salah satu institusi pendidikan negeri yaitu IPB (Institut Pertanian Bogor) tepatnya di unit kerja DIDSI (Direktorat Integrasi Data dan Sistem Informasi) sebagai Database Administrator Staff. Saya baru sekitar 7 bulan bekerja di sana, membantu segala kebutuhan data di setiap Sistem Informasi yang ada, analisis proses bisnis sistem informasi dan mengimplementasinya kedalam diagram tabel-tabel, migrasi data, kadang membantu programmer untuk optimasi kinerja sistem, quality data control, data format validation, membuat query, fungsi, trigger untuk keperluan data display / report, segala permasalahan yang berhubungan dengan DBMS dan lain-lain.

    Waktu saya SMA sebenarnya saya tidak punya minat di dunia komputer. Saya lebih berminat dengan ilmu bahasa terutama bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa jepang, saya tertarik untuk kuliah di jurusan sastra. Karena saran orang tua untuk memilih jurusan seperti komputer maka saya legowo saja dan mengikuti saran orang tua. Kenapa tidak mengambil S1 nya saja? Hmm.. kalau saya diterima di S1-nya, saya mungkin tidak masuk D3-nya, hahahha. Ambil positifnya saja D3 pun banyak kelebihannya seperti lebih banyak praktikumnya sehingga lebih dituntut memiliki kemampuan, dan kebetulan saya orangnya tidak terlalu suka dengan teoritis Hahahah. Hidup terkadang berjalan tidak sesuai dengan keinginan kita, tapi saya percaya Allah swt punya rencana yang terbaik untuk setiap makhluk ciptaan-Nya. Saya berfikir jika saja dulu saya masuk di jurusan sastra mungkin pengetahuan bahasa asing saya tidak akan bertambah alias mentok di bahasa inggris dan jepang saja. Dengan masuk di jurusan komputer pengetahuan bahasa saya bertambah seperti bahasa pemrograman Visual Basic, PHP, Pascal/delphi, C, bahasa Query, dan lain-lain. Ahahahah bahasa pemrograman.. yang penting bahasa. Walaupun bukan seorang yang sangat pro di masing-masing bahasa pemrograman komputer tersebut, setidaknya saya mengetahui dan paham konsepnya. Namun begitu, saya terus memperdalam bahasa Inggris dan jepang saya , belajar apapun tidak ada ruginya asal bukan untuk merugikan orang lain. Bagi saya, tidak ada istilah salah jurusan. Jika sudah terlanjur tercebur ke laut, lebih baik berusaha berenang ke tepian dan lulus dari pada harus tenggelam dalam keputus asaan. Jalani saja dengan santai, ada niat ada jalan.

    Untuk sekarang ini saya lebih fokus untuk menyelesaikan jenjang S1 saya dulu dan bekerja seprofesional mungkin. Untuk kedepannya saya belum tahu apakah saya masih bekerja di sana atau tidak, karenanya ... ah, sudahlah saya tidak mau pusing memikirkannya, yang penting saya harus melakukan segala sesuatunya dengan maksimal apapun yang sedang atau akan saya hadapi, do the best, stay sharp and keep charging!.

    Kalau ditanya apa cita-cita kedepannya, hmm.. sebenarnya ada. Kalau saya sudah punya modal saya ingin buka usaha kecil-kecilan dulu (karena berjalan ribuan mil berawal dari langkah pertama). Usaha di bidang apa sih masih dipikirkan yang pasti lebih ke bidang jasa. Saya membayangkan saya punya usaha , dan untuk mengisi waktu luang saya bisa jadi seorang translator komik / manga, dokumen, guide (bisa sekalian pergi keluar negeri) dan lain-lain, atau guru bahasa asing untuk menyalurkan minat saya yang dulu tak kesampaian. Oke.. sekian tugas curhat dari saya. Terima kasih.

    Sabtu, 07 Mei 2016

    Tugas 2: Membuat Puisi

    Sebagai 1 Pribadi kita tak pernah menyatu
    Sebagai 2 Pribadi kita tak memiliki bentuk yang sama
    Hanya karena tidak memiliki mata ke 3
    Kita tak punya harapan untuk arah yang ke 4
    dan yang ke 5 tempat di mana jantung berada

    Tugas 2: Etika & Profesionalisme TSI

    • jelaskan tentang fungsi regulasi/aturan yang digunakan dalam teknologi sistem informasi!,
      Jawaban:
      regulasi/aturan dalam teknologi sistem informasi berfungsi utk mengurangi atau mencegah dampak negatif dari teknologi informasi karenanya ada bermacam-macam peraturan seperti hak kekayaan intelektual, undang-undang tentang pornografi, undang-undang tentang Teknologi Informasi, dan lain-lain.
    • Berikan contoh dan jelaskan salah satu kasus berkaitan dengan regulasi/aturan yg digunakan dalam teknologi informasi!
      Jawaban:
      Kasus Prita Mulyasari: Pada tahun yang sama seorrang ibu yang bernama Prita Mulyasari terjerat pasal UU ITE karena Prita Mulyasari mengeluhkan atau mengkritik pelayanan RS.OMNI INTERNATIONAL melalui surat elektronik (e-mail) dan sebuah group diinternet, setelah itu pihak rumah sakit tidak terima atas kritikan tersebut dan melanjutkan ke jenjang hukum atas dasar melanggar undang-undang ITE No.11 Tahun 2008. Kasus Prita melanggar pasal 29 UU ITE No.11 Tahun 2008 yang berbunyi “setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi”.
    • Apa yg menyebabkan terjadinya penyalahgunaan regulasi/aturan tersebut, jelaskan!
      Jawaban:
      salah satu penyebab terjadinya penyalahgunaan regulasi/aturan dalam teknologi sistem informasi adalah semakin mudahnya semua orang untuk mengakses internet, semakin luasnya jaringan internet, semakin mudahnya penggunaan device-device teknologi informasi seperti smartphone dan lain-lain, bahkan tidak sedikit anak di bawah umur pun bisa menggunakannya sehingga butuh pengawasan orang tua untuk membatasi akses / fitur-fitur dari device tersebut, banyaknya orang yang tidak mengetahui regulasi/aturan tentang teknologi informasi khusunya orang-orang awam karena penggunaan internet terkesan bebas melakukan apapun,
    • Apa yang harus dilakukan untuk pengguna maupun pembuat aplikasi dalam teknologi informasi untuk mematuhi regulasi/aturan yang sudah ditetapkan?
      Jawaban:
      pertama pengguna maupun pembuat aplikasi harus benar-benar mengetahui tentang peraturan-peraturan tentang Teknologi Informasi, sebaiknya membuat aplikasi yang benar-benar dibutuhkan orang banyak dan tidak menyimpang dan tidak ada unsur-unsur negatif, pengguna sebaiknya dalam mem-posting sesuatu di internet harus dipikir-pikir terlebih dahulu apakah ada unsur menyimpang, apakah bisa merugikan orang lain atau tidak, dan lain-lain.