1. Teori Makna
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat.
Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok
masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil.
Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan
individu dalam kelompok sosial tersebut yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke
dalam satuan lebih kecil.
Keluarga dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah
sebagai wahana diman seorang individu mengalami proses sosialisasi yang pertama
kali, sangat penting artinya dalam mengarahkan terbentuknya individu menjadi
seorang yang berpribadi. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat,
keluarga mempunyai korelasi fungsional dengan masyarakat tertentu, oleh karena
itu dalam proses pengembangan individu menjadiseorang yang berpribadi hendaknya
diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang ada.
Masyarakat adalah tempat kita bisa melihat dengan jelas
proyeksi individu sebagai bagian keluarga, keluarga sebagai tempat
terprosesnya, dan masyarakat adalah tempat kita melihat hasil dari proyeksi
tersebut. Individu yang berada dalam masyarakat tertentu berarti ia berada pada
suatu konteks budaya tertentu. Karena disini akan terlibat individu sebagai perwujudan
dirinya sendiri dan merupakan makhluk sosial sebagai perwujudan anggota
kelompok atau anggota masyarakat.
2. Masyarakat Industri dan Non Industri
Masyarakat Industri adalah masyarakat yang menjalankan
aktivitas dan memenuhi kebutuhan hidupnya dari hasil teknologi modern, bentuk
kongkrit masyarakat industri dapat dilihat pada negara-negara maju, seperti
Amerika, Jepang, Jerman, Perancis dan Inggris.
Masyarakat
Non Industri dibagi menjadi 2 :
·
Kelompok Primer : dalam kelompok primer,
interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Biasa
disebut juga dengan kelompok “face to face group”, sebab para anggota kelompok
sering berdialog, bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih
akrab.
·
Kelompok sekunder : antara anggota kelompok
sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat
kekeluargaan. Oleh sebab itu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja
antar anggota kelompok diluar atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, Obyektif.
3. Masyarakat Majemuk
Masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat di mana sistem
nilai yang dianut berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagian-bagiannya
membuat mereka kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai
keseluruhan, kurang memiliki homogenitas kebudayaan atau bahkan kurang memiliki
dasar-dasar untuk saling memahami satu sama lain.
4. Yang menyebabkan masyarakat cenderung melakukan urbanisasi
Masyarakat kota adalah sekumpulan orang yang hidup dan
bersosialisasi di daerah yang mungkin bisa dikatakan lebih maju dan lebih
modern dan mudah untuk mendapatkan suatu hal yang dicita-citakan. Karena
masyarakat kota memiliki tingkat kegengsian yang sangat tinggi sehingga sulit
untuk menemukan rasa solidaritas yang tinggi maka dari itu masyarakat kota
lebih cenderung individualis, serta tingkat pemikiran, pergaulan dan pekerjaan
yang hampir dapat dipastikan berbeda dengan masyarakat di desa.
Masyarakat
desa adalah sekumpulan orang yang hidup dan bersosialisasi di daerah yang
memiliki keadaan yang sangat berbeda dengan masyarakat kota. Karena desa
adalah kebalikan dari kota, tingkat solidaritas yang masih sangat tinggi, serta
tingkat kegengsian yang sedikit, serta tingkat kekeluargaan yang masih ada,
pergaulan, pemikiran, serta pekerjaan yang berbeda dengan kota.
Jika
dibandingkan antara perkotaan dan pedesaan di tinjau dari segi pembangunan
serta fasilitas-fasilitas umum jelas sekali terdapat perbedaan. Diperkotaan
fasilitas seperti sekolah, rumah sakit, lokasi hiburan sangat banyak dan mudah
di temui, sedangakan di pedesaan fasilitas-fasilitas tersebut sangat terbatas.
Ketimpangan
inilah yang menjadi penyebab tingginya tingkat perpindahan penduduk dari desa
ke kota alias urbanisasi menunjukan adanya ketimpangan pembangunan yang telah
terjadi di Indonesia. Hampir setiap tahunnya Indonesia selalu dihadapkan dengan
permasalahan kebiasaan mudik. Hal ini menunjukan banyak masyarakat dari desa
yang meninggalkan tempat asalnya menuju kota-besar. Bahkan, menurut catatan
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans), ada sekitar satu
juta orang. Fenomena ini dinamakan sebagai dampak perkembangan megacities.
referensi: - google.com
- http://candra-r.blogspot.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar